Oleh : Lilik Winartik, SP., TPL Desa Koto Lama.
Kemiskinan telah berlangsung sejak dahulu, jadi bukanlah sebuah realitas ekonomi semata akan tetapi berhubungan dengan keterbatasan
· Kesempatan kerja / keterbatasan penerapan teknologi dan pendukungnya
· Pendidikan dapat mempengaruhi tinggi dan rendahnya produktivitas kerja
· Kepemilikan lahan sebagai salah satu prasarana
Sesuai dengan survey dilapangan / pedesaan tertinggal terutama dikecamatan Kampar kiri hulu banyak ditemui petani yang memiliki lahan pertanian (kebun karet) jauh dari pemukiman sehingga mereka membuat pondok di kebun masing – masing dan satu minggu sekali pulang kekampung dan lahan yang diolah masih termasuk hutan lindung pada hamparan yang luas dengan demikiian ada batasan dalam pemakaian lahan. Meskipun demikian, masih terbuka luas untuk mengembangkan usaha apalagi jika dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dapat mengatasi kemiskinan, misalnya dengan adanya pemberdayaan desa yang bertujuan untuk memberdayakan petani dengan arahan/pembinaan, dan memberikan informasi dalam mengubah pola pikir petani dan memberikan bantuan pinjaman dengan jasa yang cukup rendah sehingga dapat meringankan beban petani itu sendiri untuk meningkatkan taraf hidup petani.
Hal ini dapat dinilai bahwa pengembangan program bukan saja mengandalkan hamparan lahan yang luas. Namun, bagaimana cara untuk memanfaatkan hamparan yang lebih sedikit dari keluasan lahan tersebut dapat menjadi lebih potensial untuk dimanfaatkan dan sehingga menjamin peningkatan ekonomi rumah tangga petani itu sendiri.
Sedangkan pendapatan usaha pertanian diriau (Kampar) dominan bersumber pada tanaman perkebunan . hal ini menunjukkan bahwa tanaman perkebunan (karet, kelapa, kakao dan kelapa sawit) sebagai ujung tombak ekonomi bagi rumah tangga petani dan pertahanan ekonomi nasional. Dengan ketidakpedulian pada persoalan dalam pemahaman komoditas yang menjadikan kelapa sawit menjadi primadona sehingga banyak petani lari pada komoditas kelapa sawit. Hal ini tanpa disadari dapat menyebabkan ekonomi menurun karena,, mempengaruhi pendapatan petani itu sendiri yang berakibat terhadap hasil produksi meningkat dan harga rendah sesuai dengan hukum ekonomi dimana semakin banyak produksi maka harga akan merugikan petani secara tidak langsung karena menurunnya pendapatan ekonomi.
Maka dari itu, pemerintah daerah mengeluarkan program yang berbasis pemberdayaan guna merubah pola pikir untuk kedepan usaha apa yang dapat menguntungkan dan meningkatkan taraf hidup dalam jangka panjang.
Program pemberdayaan ini salah satunya adalah LEMBAGA EKONOMI DESA dari PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KAMPAR dan salah satu desa yang mendapat program PEMK adalah desa KOTA LAMA Kecamatan KAMPAR KIRI HULU yang memiliki jumlah penduduk lebih kurang 250 KK dan penduduknya sebagian besar berprofesi sebagai petani kebun karet yang dapat ditempuh dengan 2 alternatif yakni sungai dan jalan darat yang melewati bukit. Dan lokasinya cukup jauh dari pemerintahan kabupaten dan minim Sarana dan prasarana meskipun demikian penduduk Desa Kota Lama ini selalu bersemangat untuk meningkatkan taraf hidup dan menyesuaikan dengan perubahan – perubahan politik dan kebiasaan, dengan peduli akan pendidikan dan hidup saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya.
Alhamdulilah… LED Desa Kota Lama telah berdiri sejak 2009 s/d sekarang masih aktif dan dapat bertahan “LED MANDIRI” telah memiliki 11 KUB yang beranggotakan 83 anggota. Dan telah merealisasikan dana bergulir sebesar Rp. 608.000.000,- dengan 5 tahap pencairan
Dimana salah satu nasabah yang dapat menambah jenis kegiatannya setelah 2 kali direalisasikan dana oleh LED MANDIRI adalah :
Umur : 30 Tahun
Alamat : Dusun II Kota Lama
Pekerjaan : Petani Karet
Alde Mison adalah anggota KUB CINTA DAMAI pada tahap pencairan I dan pencairan tahap IV. Ddengan adanya LED keluarga besar Alde Mison sangat terbantu dengan adanya pinjaman yang jasanya sangat ringan. Pada pencairan I alde mison mendapatkan dana bergulir dari LED MANDIRI sebesar Rp. 4.000.000,- yang digunakan untuk membeli mesin untuk sampannya yang digunakan sebagai alat transportasi ke kebun karet guna mengefesienkan waktu untuk kebun karetnya juga sebagai alat transportasi ke kecamatan Kampar kiri hulu .Sehingga sisa waktu yang dimiliki lebih banyak dan dapat digunakan untuk usaha lain. Setelah peminjaman Tahap pencairan I telah lunas pada bulan Juni 2011. Maka Alde Mison mengajukan kembali untuk direalisasikan oleh LED MANDIRI pada pencairan tahap IV sebesar Rp. 6.000.000,- yang rencananya guna menambah luas lahan karet. Namun dia berubah fikiran dan memilih usaha lain yakni dengan membuka usaha PS (Play Station) di kediamannya. Dengan modal yang dimiliki ditambah dengan uang perguliran LED pada tahap pencairan ke IV maka alde mison menjalankan usaha barunya dengan kapasitas 5 PS.
Yang lebih menariknya usaha yang diigemari baik oleh anak – anak mauppun orang dewasa ini khusus hari jum’at buka pukul 14.00 wib setelah orang sholat jum’at. Meskipun pada hari jum’at pendapatannya lebih sidikit tapi dia sangat yakin dengan demikian dilimpahkan rizki dihari yang lain .
Alhamdulillah semoga Dana LED terus membawa manfaat bagi masyarakat
BalasHapusAamiin .... , terima kasih kommennya
BalasHapus